Rabu, 17 Desember 2014

Mengapa?

Aku mencintaimu bukan karena ada alasan. Tapi aku mencintaimu dengan sendirinya. Entah mengapa rasa ini muncul begitu saja. Dan menjatuhkan pilihan kepada dirimu. Sesosok pemuda yang tak pernah ku bayangkan. Padahal aku hanya mengenalmu di ikatan saja.
Mulai ku merasakan getar rindu dan kasih sayang yang mendalam kepadamu beberapa bulan ini. Kenangan perhatian yang tak secara langsung kau tujukan masih melekat difikiranku. Bahkan sampai detik ini. Tapi semuanya  sangat berbeda dua minggu ini. Kau sungguh bukan orang yang ku kenal. Bahkan kau seperti orang lain yang aneh.
Ku tak peduli jika kau tak semanis dulu atau apalah. Tapi tolonglah kau hargai aku yang telah memberanikan diri untuk mengirimkan pesan singkat untukmu. Tapi itu tak ada apa-apanya dimatamu. Mungkin bagimu itu sebuah pertanyaan basi. Tapi itu sangat penting jika engkau jawab.
Benar sungguh aku tak mengerti dengan sikapmu yang sekarang. Apakah perlakuan yang kau tujukan kepadaku itu hanya sebuah permainan saja. Candaanmu, sikap manjamu yang terkadang menggodaku itu mungkin hanya permainan buatmu.
Tapi, itu semua bukan untukku. Bukan sekedar permainan biasa. Tapi itu bagiku sebuah perhatian untukku. Mungkin bagimu aku tolol. Yah aku tolol. Mengapa aku menaruh harapan lebih kepadamu. Buat apa, aku sendiri juga tak tau. Bahkan aku tak pernah menginginkan itu.
Tapi apa yang kau lakukan itu membuatku merasa aneh. Yah menaruh perasaan lebih tanpa tau akan maknanya. Apa semua ini hanya sebagai tempat pelampiasan bagimu. Kau mencintai orang lain tapi kau tak mendapatkannya. Trus perhatian itu yang seharusnya untuknya kau tujukan untukku.
Sedangkan sekarang saat dia mulai menerimamu. Kau buang aku bagaikan kertas yang tak layak. Bodohnya aku yang percaya akan sikapmu. Bahkan mengharap lebh dari itu. Dan aku sekarang barulah mengerti bagaimana sikap laki-laki itu. Apakah aku hanya pantas menjadi tempat pelampiasan saja. Apa aku tak pantas mendapatkan cinta itu yang sesungguhnya. Tapi apakah kau tak bisa moveon darinya.
Saat ini aku tak mengharap apa-apa. Aku hanya ingin kau kembali seperti dulu ceria, yang mampu membuat orang lain senang karenamu. Dan sekarang aku akan perlahan untuk melupakan kenangan itu. Dan menganggapnya sebagai kenangan manis saja.
Tapi, aku tak habis fikir. Mengapa ketika aku telah berniat melupakan rasa ini. Kau selalu hadir di setiap mimpi-mimpiku. Aku tak mengerti dengan semua itu. Bahkan aku selalu meneteskan air mata saat aku bangun dari tidurku.
Sebernarnya aku tak kuat dengan ini. Bahkan mengapa disaat aku merasakan ini yang pertama kalinya. Tapi sakit sekali.
Aku mengerti bahwa cinta itu datang dengan sendiri. Tanpa paksaan. Dan tak memilih kepada siapa. Bahkan jika cinta itu datang ketika kau melantunkan ayat suci Al-Qur’an. ♥

0 komentar:

Posting Komentar